"Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui." (Al-Baqarah: 169).
“Wahai orang beriman, jika datang kepada kamu seorang fasik membawa sesuatu berita, maka selidik (untuk menentukan) kebenarannya, supaya kamu tidak menimpakan sesuatu kaum dengan perkara yang tidak diingini dengan sebab kejahilan kamu (mengenainya) sehingga menyebabkan kamu menyesali perkara yang kamu lakukan.” (Surah al-Hujurat, ayat 6)
Di kemaskini post pada 04/02/2021 Pada jam 23:40pm Kuala Lumpur

Friday, June 17, 2011

Persahabatan yang mendapat naungan Allah SWT

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8HfoU1Qe-KnoQ-m3xX4tZYPlLJeT8kOUQ0i8pDgSVCg5b79PJYswJpe56hNtdgHm8pO-VMAXC7X-8gagJMPVTyAzVAX3d0rwHxuxOG9rbYNQbRgj4zGJHokTjYvkFbKD8tfXSs4vxItZs/s1600-r/islah+header.jpg
Para ulama salafush sholih menilai seseorang dengan melihat teman dekatnya.
Abu hurairah mengatakan, Rasulullah bersabda:”Agama seseorang dikenal dari agama temannya, maka perhatikanlah siapa temanmu”. (Muslim 927)
Ibnu Mas’ud berkata:
“Nilailah seseorang itu dengan siapa ia berteman, karena seorang muslim akan mengikuti muslim lainnya dan seorang fajir akan mengikuti fajir lainnya”.
Beliau melanjutkan:
“Seseorang itu akan berjalan dan berteman dengan orang yang dicitainya dan mempunyai sifat seperti dirinya”
Yahya bin Katsir mengatakan:
“Jangan kamu menetapkan penilaian terhadap seseorang sampai kamu memperhatikan siapa yang menjadi temanya”.
Rujukan:

No comments: