Ibarat sebuah pohon, iman itu memiliki cabang-cabang. Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah saw bersabda: “Iman memiliki lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Cabang yang paling tinggi adalah perkataan 'La ilaha illallah' (tauhid), dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (gangguan) dari jalan. Dan malu adalah salah satu cabang iman." [HR. Bukhari, Muslim]
Diantara yang bisa kita pahami dari hadits tersebut adalah, bahwasanya cabang-cabang iman itu amat banyak. Angka-angka dalam hadits tersebut bisa kita pahami - tentu saja - secara literal, namun bisa juga kita pahami dengan makna "banyak". Wallahu a'lam. Hal lain yang bisa kita pahami dari hadits diatas adalah, bahwa cabang-cabang iman itu bertingkat-tingkat. Ada yang tinggi dan ada yang rendah.
Imam Al-Baihaqi, salah seorang terkemuka, mendaftar 77 cabang iman. Anda tinggal mencocokkan apakah semuanya ada dalam diri Anda. Ataukah masih banyak yang belum melekat pada diri Anda. Mari kita lihat apa sajakah ketujuh puluh tujuh cabang tersebut.
- Iman kepada Allah Azza wa Jalla
- Iman kepada para rasul Allah seluruhnya
- Iman kepada para malaikat
- Iman kepada Al-Qur’an dan segenap kitab suci yang telah diturunkan sebelumnya
- Iman bahwa qadar – yang baik ataupun yang buruk – adalah berasal dari Allah
- Iman kepada Hari Akhir
- Iman kepada Hari Berbangkit sesudah mati
- Iman kepada Hari Dikumpulkannya Manusia sesudah mereka dibangkitkan dari kubur
- Iman bahwa tempat kembalinya mukmin adalah Surga, dan bahwa tempat kembali orang kafir adalahNeraka
- Iman kepada wajibnya mencintai Allah
- Iman kepada wajibnya takut kepada Allah
- Iman kepada wajibnya berharap kepada Allah
- Iman kepada wajibnya tawakkal kepada Allah
- Iman kepada wajibnya mencintai Nabi saw
- Iman kepada wajibnya mengagungkan dan memuliakan Nabi saw
- Cinta kepada din, sehingga ia lebih suka terbebas dari Neraka daripada kafir
- Menuntut ilmu, yakni ilmu syar’i
- Menyebarkan ilmu, berdasarkan firman Allah : “Agar engkau menjelaskannya kepada manusia dan tidak menyembunyikannya”
- Mengagungkan Al-Qur’an, dengan cara mempelajari dan mengajarkannya, menjaga hukum-hukumnya, mengetahui halal haramnya, memuliakan para ahli dan huffazh-nya, serta takut pada ancaman-ancamannya
- Thaharah
- Sholat lima waktu
- Zakat
- Puasa
- I’tikaf
- Haji
- Jihad
- Menyusun kekuatan fii sabilillah
- Tegar di hadapan musuh, tidak lari dari medan peperangan
- Menunaikan khumus
- Membebaskan budak dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah
- Menunaikan kaffarat wajib : kaffarat pembunuhan, kaffarat zhihar, kaffarat sumpah, kaffarat bersetubuh dibulan Ramadhan ; demikian pula fidyah
- Menepati akad
- Mensyukuri nikmat Allah
- Menjaga lisan
- Menunaikan amanah
- Tidak melakukan pembunuhan dan kejahatan terhadap jiwa manusia
- Menjaga kemaluan dan kehormatan diri
- Menjaga diri dari mengambil harta orang lain secara bathil
- Menjauhi makanan dan minuman yang haram, serta bersikap wara’ dalam masalah tersebut
- Menjauhi pakaian, perhiasan, dan perabotan yang diharamkan oleh Allah
- Menjauhi permainan dan hal-hal sia-sia yang bertentangan dengan syariat Islam
- Sederhana dalam penghidupan (nafkah) dan menjauhi harta yang tidak halal
- Tidak benci, iri, dan dengki
- Tidak menyakiti atau mengganggu manusia
- Ikhlas dalam beramal karena Allah semata, dan tidak riya’
- Senang dan bahagia dengan kebaikan, sedih dan menyesal dengan keburukan
- Segera bertaubat ketika berbuat dosa
- Berkurban : hadyu, idul adh-ha, aqiqah
- Menaati ulul amri
- Berpegang teguh pada jamaah
- Menghukumi diantara manusia dengan adil
- Amar ma’ruf nahi munkar
- Tolong-menolong dalam kebaikan dan taqwa
- Malu
- Berbakti kepada kedua orang tua
- Menyambung kekerabatan (silaturrahim)
- Berakhlaq mulia
- Berlaku ihsan kepada para budak
- Budak yang menunaikan kewajibannya terhadap majikannya
- Menunaikan kewajiban terhadap anak dan isteri
- Mendekatkan diri kepada ahli din, mencintai mereka, dan menyebarkan salam diantara mereka
- Menjawab salam
- Mengunjungi orang yang sakit
- Mensholati mayit yang beragama Islam
- Mendoakan orang yang bersin
- Menjauhkan diri dari orang-orang kafir dan para pembuat kerusakan, serta bersikap tegas terhadap mereka
- Memuliakan tetangga
- Memuliakan tamu
- Menutupi kesalahan (dosa) orang lain
- Sabar terhadap musibah ataupun kelezatan dan kesenangan
- Zuhud dan tidak panjang angan-angan
- Ghirah dan Kelemahlembutan
- Berpaling dari perkara yang sia-sia
- Berbuat yang terbaik
- Menyayangi yang lebih muda dan menghormati yang lebih tua
- Mendamaikan yang bersengketa
- Mencintai sesuatu untuk saudaranya sebagaimana ia juga mencintainya untuk dirinya sendiri, dan membenci sesuatu untuk saudaranya sebagaimana ia juga membencinya untuk dirinya sendiri