"Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui." (Al-Baqarah: 169).
“Wahai orang beriman, jika datang kepada kamu seorang fasik membawa sesuatu berita, maka selidik (untuk menentukan) kebenarannya, supaya kamu tidak menimpakan sesuatu kaum dengan perkara yang tidak diingini dengan sebab kejahilan kamu (mengenainya) sehingga menyebabkan kamu menyesali perkara yang kamu lakukan.” (Surah al-Hujurat, ayat 6)
Di kemaskini post pada 04/02/2021 Pada jam 23:40pm Kuala Lumpur

Wednesday, June 22, 2011

Wanita yang aduannya didengari oleh SWT

http://kembarasanghamba.com/wp-content/uploads/2010/11/solehah1.jpg
Wanita Sahabiyah yang fasih dan pandai ini pernah menghentikan perjalanan Amirul Mukminin Umar bin Khattab r.a. Wanita ini bernama Khaulah binti Tsa’labah, ia berkata, “Wahai Umar aku telah mengenalmu sejak namamu dahulu masih Umair (Umar kecil) tatkala engkau berada di pasar Ukazh engkau mengembala kambing dengan tongkatmu, kemudian berlalulah hari demi hari sehingga memiliki nama Amirul Mukminin, maka bertakwalah kepada Allah perihal rakyatmu, ketahuilah barangsiapa yang takut akan siksa Allah maka yang jauh akan menjadi dekat dengannya dan barangsiapa yang takut mati maka dia kan takut kehilangan dan barangsiapa yang yakin akan adanya hisab maka dia takut terhadap Adzab Allah.” Beliau katakan hal itu sementara Amirul Mukminin berdiri sambil menundukkan kepalanya dan mendengar perkataannya.
Akan tetapi Jarud Al Abdi yang menyertai Umar bin Khaththab tidak tahan mengatakan kepada Khaulah, “Engkau telah berbicara banyak kepada Amirul Mukminin wahai wanita.!” Umar kemudian menegurnya, “Biarkan dia…tahukah kamu siapakah dia? Beliau adalah Khaulah yang Allah mendengarkan aduannya dari langit yang ketujuh, maka Umar lebih berhak untuk mendengarkan perkataannya. “
Dalam riwayat lain Umar bin Khaththab berkata, “Demi Allah seandainya beliau tidak menyudahi nasehatnya kepadaku hingga malam hari maka aku tidak akan menyudahinya sehingga beliau selesaikan apa yang dia kehendaki, kecuali jika telah datang waktu shalat maka aku akan mengerjakan shalat kemudian kembali mendengarkannya sehingga selesai keperluannya.”

Kubur pemungut sampah dipenuhi cahaya

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit64BF6JdMpFAryF8Qa2Uu6n72WkLY7wB6ToIq7bCvs08tctYwEFwtctQNTH-yGV4Oyz3w7pnyYTAsheLK9OdaoSg_DSOGiKIErykwrAhdGCo2N4usg2_NJwt_5m_Ir-hkwfC-qvuyXycY/s400/Senja+Di+Damai+Puri.jpg
Sebuah riwayat dari Abu Hurairah r.a bahwa ada seorang wanita yang berkulit hitam bernama Ummu Mahjan yang biasanya membersihkan masjid, suatu ketika Rasulullah SAW merasa kehilangan dia, lantas beliau bertanya tentangnya. Para sahabat lalu berkata, “Dia telah wafat.” Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mengapa kalian tidak memberitahukan hal itu kepadaku?” Abu Hurairah berkata, “Seolah-olah mereka menganggap bahwa kematian Ummu Mahjan itu adalah hal yang sepele.” Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tunjukkan kepadaku di mana kuburnya!” Maka mereka menunjukkan kuburnya kepada Rasulullah SAW kemudian beliau menyalatkannya, lalu bersabda:
“Sesungguhnya kubur ini terisi dengan kegelapan atas penghuninya dan Allah meneranginya bagi mereka karena aku telah menyalatkannya.” HR An-Nasa’i
Semoga Allah merahmati Ummu Mahjan r.ha yang sekalipun beliau seorang yang miskin dan lemah, akan tetapi beliau turut berperan sesuai dengan kemampuannya. Beliau adalah pelajaran bagi kaum muslimin dalam perputaran sejarah bahwa tidak boleh menganggap sepele suatu amal sekalipun kecil.
Oleh karena itu ia mendapatkan perhatian dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam hingga ia wafat. Sehingga beliau menyalahkan para shahabat Beliau yang tidak memberitahukan kepada beliau perihal kematiannya agar beliau dapat mengantarkan Ummu Mahjan ke tempat tinggalnya yang terakhir di dunia. Bahkan tidak cukup hanya demikian namun beliau bersegera menuju kuburnya untuk menshalatkannya agar Allah menerangi kuburnya dengan shalat beliau.

6 Perkara membuktikan nilai kerohanian telah rosak

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgV5SgujnHGiL8DY9LFhYgEVJRul8zqBHYdUC2usyg7kpShfT3kDHhocYQSaPtiS5NAgNEzAM4chimcTOYD8WSzuklxa25s7AnItFgBLlyyME4R-a642pZv6cjmZYmLUrhovwgbKXBEKnE/s1600/Doa34.jpg
Zunun Al-Masri berkata :
1- Malas melakukan perkara kebajikan.
2- Menurut nasihat syaitan.
3- Tidak berpendapat bahawa kematian sentiasa menunggu kita.
4- Berhenti berusaha untuk mencari keredhaan Allah SWT dengan maksud untuk mencari keredhaan makhluk.
5- Tidak menghindarkan diri daripada terjath kepada perangkap hawa nafsu tetapi menghindarkan diri dari keluara dari jalan orang-orang yang soleh dan tidak hidup secara nabi dan para sahabat.
6- Menyatakan kesalahan awliya' dengan niat untuk menurut jalan yang sesat dan tidak menyebut amal soleh para awliya'.
Rujukan :
Kitab Tazkirah Awliya'. m/s : 58.