"Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui." (Al-Baqarah: 169).
“Wahai orang beriman, jika datang kepada kamu seorang fasik membawa sesuatu berita, maka selidik (untuk menentukan) kebenarannya, supaya kamu tidak menimpakan sesuatu kaum dengan perkara yang tidak diingini dengan sebab kejahilan kamu (mengenainya) sehingga menyebabkan kamu menyesali perkara yang kamu lakukan.” (Surah al-Hujurat, ayat 6)
Di kemaskini post pada 04/02/2021 Pada jam 23:40pm Kuala Lumpur

Saturday, October 23, 2010

10 Bisikan Agama Islam Melengkapkan Kehidupan


1-Jangan kamu memotong percakapan seseorang,berilah peluang kepada orang lain memberi pandangan sehingga lengkap.

2-Berusahalah mencari faedah dari setiap pendapat orang lain sebelum kamu memberi sesuatu jawapan.

3-Jangan kamu berdengki dengan pandangan orang lain, tunjukkan penumpuan anda dengan apa yang mereka cakapkan, walaupun anda tidak berminat dengan tajuk yang mereka pertengahkan.

4-Bercakaplah secara terbuka, serulah manusia mengikut kemampuan fikiran mereka dan jauhilah dengan percakapan yang tidak memberi kesenangan kepada mereka.

5-Sebaik percakapan adalah percakapan yang sedikit, jangan terlalu panjang sehingga menjemukan dan jangan bercakap dengan sesuatu yang memberi faedah atau tidak memberi pengajaran kepada mereka.

6-Bercakaplah dengan penuh peradaban dengan ahli-ahli Ilmu, pilihlah masa yang sesuai, janganlah bercakap terlalu banyak kerana mereka mempunyai pekerjaan yang lebih penting.

7-Hampirkanlah diri semasa bercakap dengan seseorang, berbincanglah dengan seseorang tanpa menolak pendapat orang lain.

8-Lenbutkan percakapan anda, janganlah bersikap kasar kerana dengan kelembutan membolehkan mereka menerima pendapat anda.

9-Pilihlah sebaik-baik gaya bahasa, Jangan sesekali-kali melukakan hatu seseorang.

10-Jika kamun jemu berbual dan merasakan tiada faedah berbuat demikian,Rasulullah SAWvtelah bersabda: Sesungguhnya pemimpin keluarga akan berada dalam Syurga apabila mengalah di dalam sesuatu perkara, sedangkan dia sebenarnya pada pihak yang benar.

3 Perkara membuktikan kehebatan Imam As-Shafie

Imam As-Syafie bertemu dan Imam Ibnu Hanbal selama 3 hari, 3 perkara terbongkar apabila puteri Imam Ibnu Hanbal mengemukan 3 persoalan:
1-Kenapa Imam As-Shafie makan di rumah Imam Ibnu Hanbal dengan banyak, sedangkan seorang imam terkenal sepatutnya zuhud dan makan sedikit? Jawapan Imam As-Shafie ” Saya makan banyak kerana bapa kamu adalah seorang pemurah dan wara’, maka makanan yang disediakan oleh orang yang pemurah dan wara’ akan memberi berkat kepada pemakannya”.
2-Kenapa Imam As-Shafie tidak solat tahajjud pada waktu malam dan sentiasa tidur, sedangkan kelaziman seorang ulama’ adalah banyak bertahajjud diwaktu malam ?. Imam As-Shafie menjawab: ” Saya tidak tidur di waktu malam, saya hanya berbaring dan berfikir tentang hukum fekah dan jawapannya untuk panduan ummah, setiap malam saya berjaya menyediakan 100 masalah feqah dan 100 jawapan untuk masalah tersebut “.
3-Kenapa Imam As-Shafie bersolat subuh tanpa mengambil wuduk ? Jawapan Imam As-Shafie : ” Saya tidak tidur pada waktu malam dan wuduk saya tidak batal, oleh itu saya gunakan wuduk yang sedia ada untuk solat subuh “.
Begitulah kehebatan umat terdahulu yang hidup sentiasa dalam ilmiah, hidup mereka ikhlas kerana Allah SWT, mereka tidak mencari pangkat tetapi pangkat mencari mereka. Mereka tidak  gunakan pangkat ulamak dan kepakaran mereka untuk mencari duit atau habuan tetapi duit akan mencari mereka. Mereka bertemu untuk ilmu dan tanpa bermatlamatkan politik dan menjual agama Allah SWT tetapi pertemuan sekarang sama ada orang politik, cendikiawan, pakar-pakar, ulamak dan sebagainya semuanya bermatlamatkan politik dan habuan serta kepentingan peribadi. Zaman mengejar pahala Allah SWT dan membentuk keikhlasan dalam jiwa tidak lagi wujud, sehingga ayat-ayat suci Al-Quran dan doa munajat dipersedakan dengan alunan-alunan muzik. Kini sudah sampai masanya larangan dan apa yang Rasulullah SAW takuti telah menjadi budaya dan persendaan masyarakat Islam, Ibadat dan pesta tidak ada perbezaan. Wallah Hua’lam. Nauzubillah Min Zalik.
Ya Allah jadikanlah diriku  hambaMu yang sentiada hidup dalam kawalan Mu setiap saat, sesungguhnya syariatMu terlalu sempurna walaupun di dalam tandas dan di angkasa raya telah Engkau sediakan hukum dan hakam yang amat sempurna. Jauhkanlah diriku dari ternoda dengan insan sekular yang menyembahMu hanya di dalam solat dan Ibadat sahaja sedangkan memusuhiMu dalam semua tindakan lain serta berani mencipta syariat selain daripada syariatMu… Amin Ya Rabbal Alamin.

Hubungan Maksiat Dengan Bala Bencana


Wahai saudaraku, sadarlah, perbaikilah amalmu dengan sekuat tenaga. Amatilah setiap zaman dengan cermat. Sebab, ada zaman yang keburukannya banyak dan kebahagiaannya sedikit, kesedihannya tersebar rata, kesusahannya banyak dan keberkahannya sedikit. Oleh karena itu seorang yang berakal hendaknya sadar dan berhati-hati, berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan segenap kemampuannya agar terhindar dari bencana.
Sesungguhnya yang menjerumuskan manusia ke dalam berbagai bencana ini tiada lain adalah kelalaian, pengabaian, berpalingnya mereka dari Allah Yang Maha Tinggi, dan keinginan kuat untuk dekat kepada Allah tanpa diiringi amal yang memadai. Karena itulah Allah Ta’âlâ murka dan tidak memberikan berkah pada bumi. Sehingga alam porak poranda dan keadaan makhluk pun terpuruk.
Demikianlah zaman yang penuh kelalaian, di dalamnya para pelaku maksiat bermaksiat secara terang- terangan, zaman yang serba sulit, zaman yang
pengaruhnya sangat mengkhawatirkan. Keadaan ini menunjukkan bahwa Allah Ta’âlâ telah berpaling dari makhluk-Nya. Sebab, jika Allah meridhoi hamba-Nya, maka Ia akan memandang mereka dengan penuh kasih, alam pun bercahaya, jiwa senang, hati hidup, kebahagiaan tampak, keadaan manusia menjadi baik, berkah melimpah ruah dan kebaikan semakin meningkat.
Dikatakan dalam sebuah syair:
Kau lihat kampung ini ceria saat Nu’ma ada,
Dan menjadi suram ketika ia tiada
Atau:
Demi hidupku,
jika hati ini bahagia saat berdekatan denganmu,
ia pasti menderita ketika jauh darimu
kau pergi atau tinggal,
cintaku padamu tetap membara,
tempatmu di hatiku selalu terjaga
betapa sepi dunia tanpa dirimu
dan alangkah indahnya dunia bila bersamamu
Atau:
Kehadiranmu membuatku senang dan bahagia
tanpamu dunia ini bagiku adalah penjara
kujalani hidup ini
dan kehidupan pun terasa nikmat bersamamu
berderai air mataku karenamu
dan kampung ini terasa nyaman berkatmu
Jika tidak berlomba ‘tuk memperoleh cintamu
dan tidak cemburu kepadamu,
lalu dengan siapa lagi aku mesti berlomba?
Kau telah membuatku mencintai Najd dan Hajir,
Padahal keduanya bukan negeriku
Kau dahulu pernah tinggal di situ
Maka keduanya menjadi tempat nyaman bagiku
Para ulama berkata, “Jika Allah Ta’âlâ berpaling dari makhluk, Ia jadikan alam ini gelap gulita, maka lenyaplah kesenangannya, padamlah cahayanya, hancurlah hati manusia, menjadi buruk keadaan mereka, tersebar merata kesedihan, menjadi sedikit kebaikan, lenyaplah amanah, hilanglah rasa cinta, membumbung tinggi harga-harga, orang jahat berkuasa, berkuranglah keuntungan para pedagang, orang berakal menjadi bingung menyaksikan peristiwa- peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan bumi rusak dan tak ramah kepada penghuninya.
Dalam syair dikatakan:
Jika aku berkunjung ke suatu kota
dan tak kulihat engkau di sana
kota berubah muram wajahnya
dan semua menjadi gelap gulita
Bencana ini terjadi karena dosa-dosa manusia; karena mereka melanggar larangan-Nya dan mengabaikan perintah-Nya. Sebab Allah dapat menyegerakan
atau menunda siksa. Siksa yang disegerakan adalah seperti yang telah kusebutkan: kerusakan alam dan lain-lain. Adapun siksa yang ditunda adalah siksa yang dijanjikan di akhirat.
Oleh karena itu, orang yang cerdas seharusnya bangkit dari tidurnya dan mencurahkan semua tenaga untuk beribadah kepada Tuhannya. Sehingga, ketika manusia ditimpa siksa dan bencana, maka Allah dengan rahmat-Nya akan menyelamatkan mereka yang sungguh-sungguh berkhidmat kepada-Nya.
Sebab, bencana yang diturunkan akan menimpa semua manusia: yang taat apalagi yang durhaka. Hanya saja bencana yang menimpa orang yang baik, sedikit dan sangat ringan. Meskipun bencana dan musibah duniawi menyakitkan dan membahayakan, namun demi mencari pahala, maka kaum sholihin bersabar atas pahitnya qodho dan pedihnya bala`, mereka berkata:
baik atau pun buruk perlakuannya
aku pasti ridho kepadanya
dan hatiku pun rela dengan ketentuannya
meski tak pernah kuhirup aroma keridhoanmu
meski tak kunjung henti hari-hari amarahmu
Lain halnya dengan orang yang lalai dan suka bermaksiat, mereka akan mendapat bencana dan malapetaka yang dahsyat. Demikian buruknya perbuatan mereka, sehingga bencana itu juga menimpa orang-orang yang baik di antara mereka. Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya yang mulia, “Dan peliharalah dirimu daripada siksa yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim di antaramu saja.” (QS Al-Anfal, 8:25)
Juga disebutkan bahwa Allah SWT berfirman dalam salah satu kitab yang Ia turunkan, “Karena dosa seorang munafik, sebuah kota terbakar. Lantaran dosa
seorang munafik, dunia terbakar.”
Perbuatan yang paling sering menyebabkan manusia tertimpa berbagai bencana adalah amalan yang muncul dari hati yang penuh kedengkian dan riya,
terutama jika amalan itu dikerjakan oleh seorang ahli zuhud atau ahli ilmu.
Sebab, Allah SWT telah berfirman kepada bani Israil, “Kalian menuntut ilmu untuk selain Allah. Kalian belajar bukan untuk diamalkan. Kalian bersihkan minuman kalian dari kotoran, tapi makanan haram sebesar gunung kalian telan. Kalian memakai pakaian dari bulu domba, tapi menyembunyikan nafsu serigala. Karena itu demi Keagungan-Ku, Aku bersumpah akan menimpakan kepada kalian fitnah yang dapat menyesatkan pemikiran para ahli pikir dan hikmah.”
Untungnya, setiap terjadi bencana Allah Ta’âlâ selalu menyayangi dan melindungi hamba-hamba-Nya:
Demikianlah menjadi kewajiban Kami untuk
menyelamatkan orang-orang yang beriman.
(QS Yunus, 10:103)
Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang beriman. (QS Al-Haj, 22:38)
Diriwayatkan bahwa seorang utusan Allah Azza wa Jalla menemui seorang lelaki saleh Bani Israil yang ditimpa berbagai bencana, “Jangan takut, sesungguhnya Allah bersamamu, Allah berfirman untukmu, ‘Sesungguhnya seorang kekasih tidak akan menelantarkan kecintaannya. Orang yang bertawakal
kepada-Ku tidak akan hina. Dan orang yang meminta kekuatan dari-Ku, tidak akan lemah.”
(Memahami Hawa Nafsu, Îdhôhu Asrôri ‘Ulûmil Muqorrobîn, Putera Riyadi)