Saat Jilbab Terasa Berat
1001 Alasan Mengapa Muslimah Masih Enggan Mengenakan Jilbab
Syubhat Pertama
berjilbab bukan satu kewajipan bagi wanita.Ia boleh digantikan oleh akhlak yang baik dan niat yang baik.Pada dasarnya hakikat kesucian seorang gadis dan rasa malunya tidak terletak pada jilbab.Sebab berapa ramai wanita berjilbab tapi berperilaku buruk! Sebaliknya ramai wanita tak berjilbab,namun memiliki akhlak yang mengundang banyak pujian.
JAWAPAN SYUBHAT INI
Di antara penyebab keterbelakangan kaum muslimin dan jauhnya mereka dari Allah adalah bodoh terhadap agama Allah swt.Ramai orang islam tidak tahu,untuk apa ia diciptakan di dunia? siapa yang harus ia sembah? Dan bagaimana cara menyembah Allah swt? Dan sepertinya,wanita malang ini yang mengatakan bahawa jilbab bukan suatu kewajipan,salah satu dari mereka.Aku katakan kepadanya,berjilbab secara syari'e wajib dilakukan wanita.tidak ada perselisihan antara ulama terkait masalah tersebut.Dan kewajipan ini dilandasi dalil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah.Berikut ini dalil-dalilnya:
Dari Al-Qur'an
وَقُل لِّلۡمُؤۡمِنَـٰتِ يَغۡضُضۡنَ مِنۡ أَبۡصَـٰرِهِنَّ وَيَحۡفَظۡنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبۡدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنۡهَاۖ وَلۡيَضۡرِبۡنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِہِنَّۖ وَلَا يُبۡدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوۡ ءَابَآٮِٕهِنَّ أَوۡ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوۡ أَبۡنَآٮِٕهِنَّ أَوۡ أَبۡنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوۡ إِخۡوَٲنِهِنَّ أَوۡ بَنِىٓ إِخۡوَٲنِهِنَّ أَوۡ بَنِىٓ أَخَوَٲتِهِنَّ أَوۡ نِسَآٮِٕهِنَّ أَوۡ مَا مَلَكَتۡ أَيۡمَـٰنُهُنَّ أَوِ ٱلتَّـٰبِعِينَ غَيۡرِ أُوْلِى ٱلۡإِرۡبَةِ مِنَ ٱلرِّجَالِ أَوِ ٱلطِّفۡلِ ٱلَّذِينَ لَمۡ يَظۡهَرُواْ عَلَىٰ عَوۡرَٲتِ ٱلنِّسَآءِۖ وَلَا يَضۡرِبۡنَ بِأَرۡجُلِهِنَّ لِيُعۡلَمَ مَا يُخۡفِينَ مِن زِينَتِهِنَّۚ وَتُوبُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ (٣١)
Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram) dan memelihara kehormatan mereka dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka atau bapa mereka atau bapa mertua mereka atau anak-anak mereka, atau anak-anak tiri mereka atau saudara-saudara mereka atau anak bagi saudara-saudara mereka yang lelaki atau anak bagi saudara-saudara mereka yang perempuan, atau perempuan-perempuan Islam atau hamba-hamba mereka atau orang gaji dari orang-orang lelaki yang telah tua dan tidak berkeinginan kepada perempuan atau kanak-kanak yang belum mengerti lagi tentang aurat perempuan dan janganlah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu berjaya. / (31)
Dalam ayat ini bercantum tiga point yang boleh dijadikan dalil bagi wajibnya berhijab:
A:Firman-Nya,"...dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang(biasa)nampak dari mereka.."
Diriwayatkan secara shahih dari Ibnu Mas'ud tentang penafsiran perhiasan di sini,yakni busana luar wanita.
B:Firman-Nya,"...Dan hendaklah mereka menutup kain kerudung ke dada mereka.."
C:Firman-Nya,"...Dan janganlah mereka memukul kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan..."
(Audatul Hijab 3/262-263)
Syeikh Abu Bakr Al-Jazairi berkata,"Petunjuk ayat ini bagi mewajibkan mengenakan jilbab secara sempurna lebih terang dan tegas dibanding beberapa ayat sebelumnya.Jelas,timbulnya fitnah kerana mendengar gemerincing gelang kaki ketika di hentakkan wanita saat berjalan jauh lebih kecil dibanding fitnah memandang wajah dan mendengarkan ucapanya. Bilamana Allah swt,melalui ayat ini,mengharamkan wanita menghentakkan kakinya agar bunyi gemerincing perhiasannya tidak keluar sehingga boleh menggoda pendengarnya,tentulah larangan memandang wajah yang notabene merupakan pusat pesona wanita lebih utama dan lebih keras keharamannya."[Fathul Khithab h.41.]
Firman Allah swt:
وَٱلۡقَوَٲعِدُ مِنَ ٱلنِّسَآءِ ٱلَّـٰتِى لَا يَرۡجُونَ نِكَاحً۬ا فَلَيۡسَ عَلَيۡهِنَّ جُنَاحٌ أَن يَضَعۡنَ ثِيَابَهُنَّ غَيۡرَ مُتَبَرِّجَـٰتِۭ بِزِينَةٍ۬ۖ وَأَن يَسۡتَعۡفِفۡنَ خَيۡرٌ۬ لَّهُنَّۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ۬ (٦٠)
Dan mana-mana perempuan tua yang telah putus kedatangan haid, yang tidak mempunyai harapan berkahwin lagi maka tidak ada salahnya mereka menanggalkan pakaian luarnya, dengan tidak bertujuan mendedahkan perhiasan mereka; dalam pada itu perbuatan mereka menjaga kehormatannya (dengan tidak menanggalkan pakaian luarnya itu adalah) lebih baik bagi mereka dan (ingatlah) Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui. (60)
Syeikh Muhammad Amin Syanqithi menerangkan"Pendapat yang lebih kuat tentang firman Allah .' Menanggalkan pakaian mereka ialah melepaskan jubah luar yang biasa dikenakan sebagai lapisan kerudung dan baju.Sedang firman Allah dalam ayat ini 'dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka' menjadi bukti yang kuat bahawa wanita yang masih terlihat cantik dan atau memiliki keinginan untuk berumah tangga,tidak diizinkan menanggalkan sesuatu dari pakaian luarnya dan tidak pula melepaskan jilbabnya di hadapan lelaki yang bukan mahram.[Adhwa'ul Bayan 6/591[
Firman Allah:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّبِىُّ قُل لِّأَزۡوَٲجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ يُدۡنِينَ عَلَيۡہِنَّ مِن جَلَـٰبِيبِهِنَّۚ ذَٲلِكَ أَدۡنَىٰٓ أَن يُعۡرَفۡنَ فَلَا يُؤۡذَيۡنَۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورً۬ا رَّحِيمً۬ا (٥٩)
Wahai Nabi, suruhlah isteri-isterimu dan anak-anak perempuanmu serta perempuan-perempuan yang beriman, supaya melabuhkan pakaiannya bagi menutup seluruh tubuhnya (semasa mereka keluar); cara yang demikian lebih sesuai untuk mereka dikenal (sebagai perempuan yang baik-baik) maka dengan itu mereka tidak diganggu dan (ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani. (59)[Al-Ahzab[33]:59]
Dari Ummu Salamah mengatakan,ketika turun ayat ini"Hendaklah mereka mengulurkan jilbab","para wanita Anshar keluar seolah-olah di atas kepala mereka ada burung gagak lantaran kain-kain hitam yang mereka kenakan."
Ibnu katsir menjelaskan,"Allah berfirman menitahkan Rasul-Nya supaya memerintahkan para wanita mukminat-khususnya isteri dan putri beliau-menghulurkan jilbab ke tubuh mereka agar berbeza dengan ciri khas wanita-wanita jahiliyah dan para budak wanita"
[Tafsirul Qur'anil 'Azhim 6/470]
Pengertian jilbab tidak terpaku pada nama,jenis dan tidak pula warnanya.Jilbab adalah setiap baju yang dikenakan wanita untuk menutupi seluruh tempat-tempat perhiasan.Berjilbab lebih dari sekadar mengenakan kerudung yang biasa menutupi dada,kerana jilbab biasa ini memuatkan seluruh tubuh wanita dan menyembunyikan semua perhiasan yang menempel di raganya,atau menggambarkan bentuk badannya.Sebab itu,busana yang menggambarkan lekuk tubuh wanita haram ia kenakan di hadapan lelaki asing
[Lihat Nazharat fi Hijabil Mar'atil Muslimah,syeikh Abdul Aziz bin Khalaf,dengan perubahan redaktif (48:52).
Firman Allah:
وَإِذَا سَأَلۡتُمُوهُنَّ مَتَـٰعً۬ا فَسۡـَٔلُوهُنَّ مِن وَرَآءِ حِجَابٍ۬ۚ
"...apabila kamu meminta sesuatu yang harus diminta dari isteri-isteri Nabi maka mintalah kepada mereka dari sebalik tabir..."(Al-Ahzab[33]:53)
Suyuthi mengatakan," ini adalah ayat hijab yang diperintahkan pada ummahatul mukminin pada saat para wanita belum berhijab."
[Al-Iklil fi istinbathil Tanzil h.179]
Syeikh Abu Hisyam Abdullah Al-Anshari menegaskan,"Perintah berjilbab dalam ayat ini tidak khusus berlaku pada ummahatul mukminin,kendati kata ganti wanita jamak kembali pada mereka.Sebab merekalah yang disebut dalam konteks ayat.Pun lantaran mereka adalah contoh bagi wanita-wanita muslimah dalam segala aspek kehidupan."
[Dikutip dari buku 'Audatul Hijab karya Syaikh Muhammad Isma'il 3/244]
Adapun Syaikh abu Bakr Al-Jazairi mengatakan,"Ayat yang mulia ini dikenal sebagai ayat hijab kerana merupakan ayat pertama yang turun berkenaan dengan hijab.Dan sebagai tindak lanjut ayat ini,Rasulullah s.a.w memerintahkan isteri-isteri beliau mengenakan hijab,demikian pula kaum mukminin memerintah para muslimah berjilbab.Ayat ini adalah teks wajibnya berjilbab."
[Fashlul Khithab fil Mar'ah Wal Hijab h.34]
Dari As-Sunnah
1. Abu Dawud ,Tirmizi dan lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata:Rasulullah saw bersabda,"Barangsiapa menyeret(melabuhkan)pakaiannya dalam keadaan sombong,Allah tidak sudi memandangnya(dengan pandangan rahmat)di hari kiamat."
UmmuSalamah bertanya,"Lantas,bagaimana para wanita menyikapi juntaian baju-baju mereka?"Beliau menjawab,"Mereka boleh melebihkannya satu jengkal,"Ia berkata lagi,"Kalau begiru,telapak kaki mereka terlihat."Rasulullah s.a.w bersabda,"Mereka boleh melebihkan satu hasta,tidak lebih."
[Termidzi mengatakan,"Ini hadith shahih,"Albani menshahihkannya dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi(1415)
Bila wanita wajib menutup telapak kakinya agar tidak terlihat lelaki asing,lantas bagaimana dengan bahagian tubuh yang lain?!
2.Bukhari,Muslim dan alinnya meriwayatkan dari Uqbah bin Amir Al-Juhani bahawa NAbi s.a.w bersabda,"Janganlah kalian masuk menemui wanita,"Seseorang dari Anshar angkat bicara,"Wahai Rasulullah,apa pendapat Anda dengan ipar?"Ipar sama dengan kematian"jawab beliau.
Syanqithi berkata,"Hadith shahih ini,di dalamnya,Rasulullah s.a.w jelas-jelas mengancam keras laki-laki menemui wanita.Ini menjadi bukti larangan laki-laki menemui mereka dan meminta keperluan pada mereka kecuali dari balik tabit."
[Adhwa'ul Bayan 6/592]
Insyaallah akan bersambung...
No comments:
Post a Comment