Memaparkan kehidupan secara ringkas para-para ulama dan nenek moyang kita yang terdahulu. Darinya kita mengetahui bagaimana kehidupan kebanyakan dari mereka. Kemiskinan adalah pakaian mereka. Kelaparan adalah selimut mereka. Mereka biasa menjamah makanan yang keras dan serba kekurangan, kerana mereka memang orang miskin dan tidak berpunya. Namunpun begitu, mereka tetap menunjukkan sikap merasa cukup (qana’ah) dan tidak memerlukan uluran tangan orang lain. Mereka sangat2 bersabar, sehingga kesabaran itu sendiri hampir merasa bosan terhadap kesabaran mereka. Semua itu demi mendapatkan ilmu.
Di samping itu, mereka selalu menghimpunkan dalam jiwa mereka yang paling dalam keridhaan kepadaAllah swt. Sehingga mereka menjadi teladan yang baik bagi para penuntut ilmu dan ahli ilmu sepeninggalan mereka. Dalam lembaran-2 ini kita disajikan dengan kisah2 pencari ilmu yang sangat sulit dan berat, yang menguji kesabaran. Yang dapat melepasinya hanyalah orang-2 yang berjiwa pahlawan, dari kalangan penuntut ilmu, yang bertekad bulat meraihnya, walaupun demi hal itu harus menghadapi berbagai rintangan.
“Kisah tentang para ulama dan kebaikan2 mereka lebih aku sukai daripada banyak masalah fiqih, sebab kisah mengandungi tata cara sebuah kehidupan.” (Imam Abu Hanifah ra)
“Seseorang tidak akan merasakan nikmatnya ilmu sebelum ia lapar dan melupakan rasa laparnya.” (Imam Dzahabi ra)
Semoga aku bertemu dengan orang yang bertemu dengan Nabi saw atau salah seorang sahabat Nabi saw.” (Amir bin Syarahil Al-Kufi Al-Hamdani ra)
Imam Asy-Sya’bi ra pernah ditanya dari manakah beliau mendapatkan semua ilmu ini.?
Dia menjawab: “Dengan tidak berpeluk tubuh, selalu berjalan dibumi, selalu bersabar seperti kesabaran benda mati dan selalu berangkat di awal waktu seperti berangkatnya seekor burung gagak.”
Dia menjawab: “Dengan tidak berpeluk tubuh, selalu berjalan dibumi, selalu bersabar seperti kesabaran benda mati dan selalu berangkat di awal waktu seperti berangkatnya seekor burung gagak.”
Ana nukilkan salah sebuah kisahnya..
Imam Bukhari ra Sering Terjaga dari Tidurnya Utk Menulis Ilmu.Dari Al-Hafizh Ibnu katsir berkata di dalam kitabnya Al-Bidayah wan Nihayah, Jilid XI:25, tentang biografi Imam Bukhari ra, pemuka kaum beriman dalam bidang hadis. “Dia melakukan perjalanan kepada guru2 hadis di kota2 yang memungkinkan baginya untuk mendapatkannya. Dia menulis hadis dari seribu orang Guru.
“Imam Bukhari ra pernah bangun dari tidurnya di suatu malam. Dia pun menyalakan lampu dan mencatat ilmu yang terlintas di benaknya, lalu ia mematikan lampu kembali. Kemudian, ia bangun lagi dan melakukan hal yang sama. Demikianlah, sampai hal itu terjadi lebih kurang dua puluh kali.
Kitab ini dibahagikan kepada 6 bab besar:
1.Saat menempuh perjalanan jauh untuk mencari ilmu
2.Saat tidur tak teratur dan jiwa enggan bersantai-santai
3.Mereka bersabar menghadapi kerasnya hidup dan pedihnya kemiskinan
4.Betapa pedihnya menahan lapar dan haus
5.Saat kehabisan bekalan dan tak memiliki pakaian
6.Mereka kehilangan kitab dan kadang terpaksa menjualnya
1.Saat menempuh perjalanan jauh untuk mencari ilmu
2.Saat tidur tak teratur dan jiwa enggan bersantai-santai
3.Mereka bersabar menghadapi kerasnya hidup dan pedihnya kemiskinan
4.Betapa pedihnya menahan lapar dan haus
5.Saat kehabisan bekalan dan tak memiliki pakaian
6.Mereka kehilangan kitab dan kadang terpaksa menjualnya
Akhir kata sebuah kitab yang sarat dengan biografi para2 ulama dalam usaha meraih ilmu
Rujukan :
Dahsyatnya Kesabaran Para UlamaOleh: Syaikh Abdul Fattah
Asal kitab: Shafahat min shabril ulama
Keluaran: Zamzam
Halaman: 224 mukasurat
Asal kitab: Shafahat min shabril ulama
Keluaran: Zamzam
Halaman: 224 mukasurat
No comments:
Post a Comment